Senin, 14 Maret 2016

Identifikasi Koleksi Satwa



MANAJEMEN SATWA LIAR DAN DINAMIKA POPULASI



Disusun Oleh:
RIANTI LESTIKA SIMANJORANG (D1D03035)
KELAS A SEMESTER VI


Dosen Pengampu:
DRS.ASRIZAL PAIMAN, M.S











JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

Tugas 1
1.Hewan atau spesies yang liar kemudian didomistikasi disebut?
Jawaban          : Hewan liar atau satwa liar, karena hewan tersebut  adalah adalah hewan yang lahir, tumbuh dan besar di habitat mereka di alam bebas. Habitat alam bebas ini bisa di mana saja, baik di hutan belantara, padang rumput, laut, rawa dan lain-lain. Waluapun hewan ini didomistikasi apabila hewan tersebut masih mempunyai sifat liar, maka tetap disebut satwa liar.

2.Hewan ternak yang dilepas kealam liar disebut?
Jawaban          : Hewan liar, meskipun hewan tersebut telah didomestikasi atau dipelihara atau dibiasakan hidup bersama manusia. Namun tetap dikatakan hewan liar karena hewan ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Tetapi kerena hewan tersebut tidak didomistikasi lagi maka tidak dapat disebut hewan ternak.

Tugas 2
1.Bagaimana satwa liar membantu manusia menjaga keseimbangan alam? Berikan Contoh!
Jawaban          :
a. Penyeimbang siklus rantai makanan dan Jaring-jaring makanan.
Keberadaan satwa liar yang menduduki posisi konsumen III akan mampu memberi keseimbangan pada alam. Ketika satwa liar sudah tidak ada maka akan ada pertumbuhan spesies yang berlebih pada suatu ekosistem yaitu konsumen II dan produsen dan ada juga spesies yang pertumbuhannya semakin lama semakin berkurang yaitu konsumen I. Kondisi seperti ini menunjukkan ketidakseimbangan maka dari itu diperlukan adanya satwa liar yang berparan sebagai konsumen III yang memegang peranan sebagai penyeimbang alam.
b. Menjaga Regenerasi Hutan
Melalui penyerbukan semak, tumbuhan berbunga,dan penyebaran biji-bijian. Sebagai contoh, orangutan berperan dalam menjaga kelestarian banyak jenis tumbuhan di hutan. Ada sekitar 12 jenis tumbuhan yang tersebar melalui biji-bijian yang di buang pada saat makan dan ada 23 jenis tumbuhan lain yang disebar lewat tinjanya ( Galdikas, 1982 dalam Meijaard, 2001). Banyak biji yang bahkan tidak akan berkecambah kalau dinding bijinya tidak teluka atau telah mendapat pengaruh kimia dari saluran pencernaan satwa liar.
Suatu ekosistem hutan yang terjaga siklus dan regenerasinya akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, yaitu antara lain sebagai sumber ke anekaragaman hayati satwa dan tumbuhan yang hidup di dalamnya, penghasil oksigen, mata air,serta menjaga suhu udara tetap stabil.


Tugas 3
1. Satwa Kunci Sumatera.
Jawaban          :
a. Badak Sumatera  (Dicerorhinus sumatrensis)
b. Harimau Sumatera (Panthera tigris)
c. Orangutan Sumatera ((Pongo abelii)
d. Gajah Sumatera (Elaphus maximus)
e. Dara laut (Sterna sumatrana)
Tugas 4
Identifikasi Jenis dan Satwa Pada Lab.Konservasi Fahutan
a.Trenggiling
Klasifikasi     
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Pholidota
Famili              : Manidae
Genus              : Manis
Spesies            : Manis javanica
Habitat           : Manis javanica yang hidup di hutan hujan tropis dataran rendah yang dapat ditemukan di Asia Tenggara (Indonesia dan Malaysia).

Morfologi       : Hewan ini juga memiliki morfologi tubuh yang unik. Permukaan tubuh bagian dorsal terdapat sisik-sisik yang keras dan diantara sisik tersebut terdapat rambut-rambut yang kasar. Sisik-sisiknya merupakan derivat kulit yang berkembang dari lapisan basal epidermis. Sisik ini hanya tumbuh pada bagian dorsal tubuhnya dan berwarna coklat terang, sedangkan pada bagian ventral tubuhnya tidak terdapat sisik dan hanya terdapat rambut-rambut.

Anatomi         : Menurut tipenya trenggiling memiliki 12-16 ruas tulang punggung, 5-6 ruas tulang pinggang, 2-4 ruas tulang kelangkang dan 21-47 ruas tulangh ekor. Tubuh trenggiling ditunjang oleh empat kaki yang pendek yang tiap-tiap kaki dilengkapi lima jari dan kuku cakar yang panjang dan  melengkung. Kuku cakar pada kaki depan biasanya lebih panjang berperan ketika trenggiling menggali lubang semut atau rayap.

Tingkah Laku:Mekanisme pertahanan diri dengan cara menggulungkan tubuhnya seperti bola jika terancam. Trenggiling yang hidup di tanah karena kekuatannya yang luar biasa mampu membongkar gundukan rayap yang paling keras. Serangga dijilat dengan lidahnya yang secara teratur dibasahi oleh cairan kelenjar ludah.


b.Buaya Muara
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Crocodilia
Famili              : Crocodilidae
Genus              : Crocodilus
Spesies            : Crocodilus porosus

Habitat           : Buaya umumnya hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara. Menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea.

Anatomi         : Buaya muara berbeda dengan buaya lain yaitu sisik belakang kepalanya yang kecil atau tidak ada, sisik dorsalnya bertunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan dank e belakang biasanya 6-8 baris. Buaya muara memiliki ukuran yang lebih besar disbanding buaya air tawar yaitu pada rahangatas dan bawah serta ukuran gigi. Mereka memiliki warna yang bervariasi dari warna abu-abu hingga hijau tua terutama pada buaya dewasa, sedangkan buaya muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam dan belang pada ekornya.

c.Buaya Sinyulong
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Crocodilia
Famili              : Crocodilidae
Genus              : Tomistoma
Spesies            :Tomistoma schlegelii

Habitat         : Buaya yang merupakan spesies rentan ini hanya terdapat di Indonesia dan Malaysia. Populasi terbesar di Sumatera dan Kalimantan. Spesies buaya ini hidup dan berkembang di hutan rawa, dimana buaya ini membuat sarangnya di bantaran sungai.
Morfologi       : Moncongnya pipih dan tajam. Kulitnya berwarna kecoklatan waktu muda dan menghitam setelah dewasa. Panjang maksimum mencapai lima meter, namun spesies ini potensial tumbuh lebih besar. Buaya senyulong merupakan spesies buaya terbesar di dunia. Panjangnya dapat mencapai 6 meter dan berperan besar sebagai predator utama di alam.

Tingkah Laku: Moncongnya yang pipih panjang sangat cocok untuk menagkap ikan, namun sebenarnya senyulong adalah predator segala jenis binatang dari serangga sampai mamalia. Anak buaya biasa makan kodok, tikus, ular kecil, dan lain-lain. Kalau buaya besar bisa makan ular besar, biawak, kura-kura & kancil. Betina biasanya siap kawin pada ukuran 2,5-3 meter. Mereka membangun sarang dari daun kering atau lempung hingga setinggi 0,6 meter. Sekali bertelur 20-60 butir dengan panjang telur sekitar 10 cm. Anak buaya menetas setelah 90 hari, namun karena tidak lagi diurusi induknya, angka kematian sangat tinggi. Anak buaya biasanya dimangsa babi hutan atau reptil.

d. Biawak
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Sauropsida
Ordo                : Squamata
Famili              : Varanidae
Genus              : Varanidae
Spesies       : Varanus melinus (Biawak kuning), V.dumeril, V.rudicolis
  
Habitat           : Biawak melakukan aktivitas di hutan rawa, karena pada tipe habitat ini biawak lebih mudah menjumpai mangsa yang sedang melakukan aktivitas mencari makan dan minum di sekitar daerah perairan (Iyai dan Pattiselano 2005).
Tingkah Laku: Bentuk perilaku biawak yang sudah menjadi rutinitas harian adalah berjemur (basking). Menurut Gumilang (2002) basking dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.30-10.00 WIB dan menjelang sore hari pada pukul 15.30-17.30 WIB dengan lama waktu rata-rata berjemur 87 menit.
          Menurut Bennet (1998), biawak biasanya tidak bersosialisasi dengan binatang lain. Biawak mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kehadiran biawak lain dengan mencium bau yang ditinggalkan. Kegiatan berkelahi dapat juga merupakan suatu cara untuk menguji kekuatan biawak tanpa menimbulkan cedera yang serius terutama akibat gigitan. Biawak merupakan satwa predator, yaitu satwa pemangsa atau pemakan daging (karnivora). Menurut Bennet (1998) biawak memakan serangga, kerang, dan sisa-sisa ikan dari biawak dewasa, sedangkan biawak dewasa memakan ular, penyu, telur dan anak buaya, burung, katak, tikus, kera, rusa kecil, bangkai hewan dan bangkai manusia.

e.Rusa
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Artiodactyla
Subordo          : Ruminantia
Famili              : Cervidae
Subfamili         : Muntiacinae
Genus              : Muntiacus
Spesies            : Muntiacus muntjak

Habitat           : Kijang (Muntiacus muntjak) habitatnya di hutan tropika hingga mencapai ketinggian 2000 m dari permukaan laut. Di wilayah India, Indonesia ke timur sampai Jawa, dijumpai di Cina sampai Taiwan.

Morfologi       : Kijang (Muntiacus muntjak) mempunyai ukuran tubuh yang proporsional karena antara ekstremitas dengan bagian tubuh yang lain ukuran tubuhnya seimbang. Mamiliki pola warna tubuh bagian ventral berwarna coklat muda dan bagian dorsal coklat. Glandula mammalia terletak pada daerah pelvis. Tipe giginya lophodont karena termasuk hewan herbivora. Jika bergerak terdengar secara derak-derak yang ditimbulkan oleh giginya. Kijang (Muntiacus muntjak) jantan memiliki tanduk pendekyang dapat tumbuh bila patah. Tubuh bagian atas berwarna cokelat kemerahan kadang lebih gelap disepanjang garis punggungnya. Sedangkan, bagian bawah berwarna cokelat muda dan sering bercorak abu-abu. Panjang kijang (Muntiacus muntjak) dari moncong sampai ekor mencapai 98-111 cm (dewasa). Tinggi bahu lebih dari 50 cm panjang rongga tanduk 73-130 cm panjang pedisel 69-149 cm, beratnya umumnya 20 kg, bertubuh kecil dan ramping.
Tingkah Laku: Kijang (Muntiacus muntjak) jika berlari akan nampak merunduk dan menggaruk kukunya di atas permukaan tanah. Mereka juga menandai pohon dengan menggaruk batangnya dengan menggunakan tanduknya dan gigi seri bagian bawah. Hewan ini aktif pada malam hari, tetapi dapat juga sepanjang hari pada habitat yang tidak terganggu. Kijang (Muntiacus muntjak) termasuk herbivora. Jenis makanannya yaitu jenis rumput yang daunnya masih muda, daunan muda dan biji-bijian.

f.Burung Hantu
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Classis             : Aves
Subclassis        : Neornithes
Superordo       : Neognathae
Ordo                : Strigiformes
Famili              : Strigidae
Genus              : Ketupa
Spesies            : Ketupa ketupu

Habitat           :Burung hantu (Ketupa ketupu) merupakan hewan nokturnal, lebih menyukai daerah terbuka di luar hutan, lahan perhutanan, pekarangan,sawah atau pinggiran sungai. Umumnya membuat sarang di atas sarang dan di atas ranting pohon yang tinggi serta jauh dari pemukiman penduduk.

Morfologi       :Burung hantu (Ketupa ketupu) memiliki bulu yang lengkap dan paruh pendek. Sayapnya panjang dan memiliki tipe jari terangkat dengan cakar runcing. Dilihat dari bentuk kakinya, termasuk burung bertengger passerine. Spesies ini mempunyai ekor pendek. Burung hantu (Ketupa ketupu) mempunyai mata berwarna kuning terang sangat besar untuk ukuran burung dan mengarh ke depan. Burung hantu (Ketupa ketupu) mempunyai mata besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan “wajah” burung hantu ini demikian mengesankan dan terkadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang. Ekor burung hantu (Ketupa ketupu) umumnya pendek, tapi sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.

Tingkah Laku: Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan. Begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun. Pada tengah malam hari, tidak henti-hentinya mengeluarkan pekikan dari dalam liang dan mengeluarkan pekikan sambil terbang mengelilingi sarang. Burung hantu (Ketupa ketupu) termasuk burung karnivora. Burung hantu (Ketupa ketupu) mencari makanan pada malam hari makanannya adalah serangga, kodok dan tikus.

g.Tupai
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Rodentia
Famili              : Sciuridae
Genus              :Tupaia
Spesies            : Tupaia spp

Habitat           : Hutan tropis dan perkebunan.

Morfologi       : Tupai yang bertubuh kecil ramping. Panjang kepala dan tubuh sekitar 15 cm atau kurang, ekor sekitar 18 cm (120% kepala dan tubuh). Bagian tubuh bagian atas mirip bajing, berwarna coklat abu-abu hingga kekuningan, dengan bintik-bintik bulu kehitaman. Di sekeliling mata dan di bahu terdapat warna kuning keputihan. Emiliki ekor panjang dan melebar.

Tingkah Laku: Tupai aktif pada siang hari (diurnal), terutama di waktu pagi. Tupai adalah hewan agak pemalu, tetapi senang mencari makanan di pohon-pohon kecil atau perdu yang terbuka atau setengah terbuka. Makanannya terutama aneka serangga dan buah-buahan. Mungkin juga memakan hewan-hewan kecil lainnya. Sering pula mengunjungi pohon-pohon yang mati, untuk mencari serangga di balik kulit kayunya yang mengering.

h. Bajing
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Rodentia
Famili              : Sciuridae
Genus              : Callosciurus
Spesies            : C. notatus



Habitat           : Bajing ini hidup pada hutan tropis dan perkebunana.         
Tingkah Laku: Bajing kelapa aktif di pagi & siang hari. Bajing ini sering ditemukan berkeliaran di cabang dan ranting pohon, atau melompat di antara pelepah daun di kebun-kebun kelapa dan juga kebun-kebun lainnya. Ia melubangi dan memakan buah kelapa, yang muda maupun yang tua, dan menjadi hama kebun yang cukup serius. Di samping itu, bajing kelapa juga memakan berbagai buah-buahan, seperti nangka. Bajing kelapa melahirkan anak hingga empat ekor, dan dapat beranak kapan saja sepanjang tahun.

i. Kalong
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Chiroptera
Famili              : Pteropodidae
Genus              : Pteropus
Spesies            : Pteropus vampyrus

Habitat           : Hidup menyebar di Asia Tenggara dan Kepulauan Indonesia bagian barat hingga Nusa Tenggara.
Morfologi       : Kelelawar buah berukuran besar. Kepala dan badan 300-340 mm; telinga 40 mm; lengan bawah 190-210 mm; tidak berekor; rentang sayap 1.400-1.500 mm. Berat 645-1.100 mg. Punggung hitam dengan corengan abu-abu. Bagian belakang kepala dan leher cokelat jingga; bagian kepala lainnya dan tubuh bagian bawah cokelat kehitaman.
Tingkah Laku: Kalong kapauk aktif di malam hari (nokturnal). Seperti lazimnya kalong, di siang hari P. vampyrus biasa berkumpul dalam tenggeran dan membentuk koloni yang besar, hingga sekitar 100 individu, di pohon-pohon besar, pohon-pohon mangrove, dan juga di daun-daun nipah. Kelompok ini bergerak meninggalkan tenggerannya di waktu senja, terbang satu persatu membentuk barisan panjang, tidak pernah dalam kelompok yang rapat; kalong terbang dengan kepakan sayap yang lambat namun kuat dan tetap.  Kadang-kadang terbang jauh untuk mencari pohon-pohon yang berbunga atau berbuah; mungkin pula bermigrasi secara musiman sesuai dengan siklus musim bunga dan buah. Kalong besar memakan nektar dan aneka jenis buah-buahan, seperti halnya rambutan dan mangga. Kalong ini juga berfungsi sebagai penyerbuk bagi beberapa jenis pohon hutan dan juga durian. Hewan ini hidup di wilayah sekitar pantai hingga ke pedalaman, sampai ketinggan tempat lk. 1.300 m dpl.
j.Beruang Madu
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Carnivora
Famili              : Ursidae
Genus              : Helarctos
Spesies            : Helarctos malayanus
 Habitat          :Hutan hujan tropis merupakan habitat utama beruang madu (Helarctos malayanus).
 Morfologi      :Beruang madu (Helarctos malayanus) memiliki ukuran tubuh yang proporsional karena antara bagian ekstremitas dengan bagian tubuh yang lain ukurannya seimbang. Pola warna tubuh bagian ventral dan dorsal berwarna hitam. Glandula mammalia terletak pada daerah pectoral, biasanya puting susu berjumlah empat. Tipe giginya bonodont karena termasuk omnivora. Beruang madu (Helarctos  malayanus) merupakan jenis yang memiliki ukuran tubuh yang paling kecil dari famili Ursidae. Jenis ini memiliki tinggi tubuh 1.000-1.400 mm, panjang ekor 30-70 mm dan berat tubuh sebesar 25-65 kg, ukuran telinga 40-60 mm dan berbentuk melingkar dan panjang kaki belakang 180-210 mm. Beruang madu (Helarctos  malayanus)memiliki perawakan tubuh yang pendek gemuk, moncong yang pendek, memiliki cakar melengkung tajam yang kuat dan telapak kaki yang tidak ditumbuhi rambut.
Tingkah Laku: Beruang madu (Helarctos malayanus) merupakan omnivora yang memakan banyak jenis makanan. Makanan utamanya adalah serangga (terutama rayap, semut, larva kumbang dan kecoak hutan). Disamping itu, juga makan berbagai jenis buah-buahan. Mereka juga sangat suka dengan madu, terutama dari jenis kelulut. Beruang madu (Helarctos malayanus) melahirkan di dalam batang kayu yang bolong atau gua kecil dimana anaknya dilindungi, sehingga cukup besar untuk mengikuti induknya dalam aktivitas sehari-hari.
k.Rangkong
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Class                : Aves
 Order              : Coraciiformes
 Family            : Bucerotidae
 Genus             : Buceros
Species            : Buceros rhinoceros

Habitat           : Tersebar luas di Sumatra dan Kalimantan. Tidak umum di hutan primer, hutan tebangan, pinggir hutan, perbukitan, dan pegunungan.
 Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.
l.Ayam Hutan
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Class                : Aves
 Order              : Galliformes
 Family            : Phasianidae
 Genus             : Gallus
Species            : Gallus spp

Habitat           :  Seluruhnya, ada empat spesies ayam hutan yang menyebar mulai dari India, Sri Lanka sampai ke Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara.  Keempat spesies itu adalah:
Dua jenisnya terdapat di Indonesia, menyebar alami terutama di bagian barat kepulauan. Kedua jenis itu ialah ayam-hutan merah, yang menyukai bagian hutan yang relatif tertutup; dan ayam-hutan hijau, yang lebih menyenangi hutan-hutan terbuka dan wilayah berbukit-bukit. Ayam hutan merah adalah moyang dari ayam peliharaan, sedangkan keturunan dari persilangan antara ayam hutan merah dan ayam hutan hijau menghasilkan ayam bekisar (putih) .
Tingkah Laku: Ayam hutan adalah pemakan segala, meskipun cenderung sebagai pemakan biji-bijian. Namun sebagaimana ayam umumnya, ayam hutan juga memakan pucuk-pucuk rumput, serangga dan berbagai hewan kecil yang ditemuinya.
m. Kura-Kura
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Order               : Testudines
Keluarga          : Testudinidae
Genus              : Manouria
Spesies            : M. Emys

Habitat           : Kura-kura hutan Asia (Manouria emys) juga dikenal sebagai kura-kura cokelat Asia adalah spesies kura-kura yang ditemukan di India (Assam), Bangladesh, Burma (Myanmar), Thailand , Malaysia dan Indonesia (Sumatera , Kalimantan) . kura-kura ini ditemukan di daerah beriklim dan berhabitat lembab yang dipengaruhi oleh hujan. Suhu dari 55 F – 85 F ( 13-29 derajat Celcius ) lebih disukai. Untuk bertahan hidup, Manouria emys muda membutuhkan suhu harus di atas 65 F ( 18 derajat Celcius ). Spesies ini juga lebih suka kelembaban sekitar 60 % – 100 %. Selain itu, kura-kura ini tidak pernah keluar jauh dari sumber air, seperti kolam. M. emys biasanya ditemukan di hutan tropis dataran tinggi yang lebih suka di kondisi dingin dan lembab disbanding spesies kura-kura lainnya. ( McKeown , et al , 1991; . Jacobsen dan Tabaka , 2004)

Morfologi       : Kura dewasa berwarna coklat gelap atau bahkan kehitaman  dan hitam, karapas coklat kekuningan, dengan tanda bidang motif berwarna coklat gelap . Beberapa karakteristik dari cangkangnya membedakannya dari spesies lain . The scute serviks di kulit kura-kura cokelat yang lebih pendek dan lebih luas bila dibandingkan dengan kura-kura Asia lainnya.

n.Ajag
Klasifikasi ilmiah:
 Kerajaan         : Animalia
 Filum              : Chordata
 Kelas              : Mamalia
Ordo                : Karnivora
 Famili             : Canidae
Genus              : Cuon
Spesies            : Cuon alpinus.

Habitat           : Ajag (Cuon alpinus) mendiami kawasan pegunungan dan hutan. Binatang langka ini biasa membuat sarang di gua-gua dan liang yang tersedia. Anjing hutan yang berbeda dengan serigala ini tersebar di kawasan Asia mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Russia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia ajag dapat ditemukan di pulau Sumatera dan Jawa.

Morfologi       : Ajak berperawakan sedang, berwarna coklat kemerahan. Di bagian bawah dagu, leher, hingga ujung perut berwarna putih, sedangkan ekornya tebal kehitaman.

Tingkah Laku: Ajak biasa hidup bergerombol dalam lima hingga dua belas ekor, tergantung lingkungannya. Namun, pada keadaan tertentu, ajak dapat hidup soliter (menyendiri), seperti yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Bromo (Pasuruan) .

o. Binturang
Klasifkasi
Kerajaan          : Animalia
 Filum              : Chordata
 Kelas              : Mamalia
Ordo                : Karnivora
 Famili             : Viverridae
Genus              : Arctictis
Spesies            : A. binturong
Habitat           : Binturung menyukai hutan-hutan primer dan sekunder, hanya kadang-kadang saja ditemukan di kebun di tepi hutan. Hewan ini menyebar luas mulai dari dataran tinggi Sikkim hingga ke Tiongkok selatan, Burma, Indochina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Palawan.
Morfologi       : Musang yang berekor besar panjang dan bertubuh besar. Panjang kepala dan tubuh antara 60 – 95 cm, ditambah ekornya antara 50 – 90 cm. Beratnya sekitar 6 – 14 kg, bahkan sampai 20 kg. Berambut panjang dan kasar, berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan uban keputih-putihan atau kemerahan. Pada masing-masing ujung telinga terdapat seberkas rambut yang memanjang. Ekor berambut lebat dan panjang, terutama di bagian mendekati pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat digunakan untuk berpegangan pada dahan (prehensile tail), sebagai ‘kaki kelima
Tingkah Laku: Sebagaimana umumnya musang, binturung terutama aktif di malam hari. Di atas pepohonan (arboreal) atau juga turun ke tanah (terestrial). Kadang-kadang ada juga yang bangun dan aktif di siang hari. Meski termasuk bangsa Carnivora, yang artinya pemakan daging atau pemangsa, makanan binturung terutama adalah buah-buahan masak di hutan, misalnya jenis-jenis ara (Ficus spp.). Hewan ini juga memakan pucuk dan daun-daun tumbuhan, telur, dan hewan-hewan kecil semisal burung dan hewan pengerat.
p.Kancil
Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Filum                : Chordata
Subfilum           : Vertebrata
Kelas                : Mammalia
Ordo                 : Artiodactyla
Famili               : Tragulidae
Genus               : Tragulus
Spesies             : Tragulus javanicus

q.Kukang
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia  
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Lorisidae
Genus              : Nycticebus
Spesies            : Nycticebus
coucang
Habitat           : Kukang menyebar di wilayah-wilayah yang beriklim tropis dan ugahari. Habitat kukang terutama meliputi hutan-hutan hujan primer dan sekunder, rumpun-rumpun bambu dan juga hutan-hutan mangrove. Hewan ini menyukai tutupan hutan dengan tajuk yang tinggi dan padat, meskipun beberapa spesiesnya juga didapati di habitat-habitat yang terganggu seperti wanatani campuran dan bahkan kebun kakao
Morfologi       : Kukang adalah primata bertubuh kecil, kekar, dan berekor sangat pendek. Kepalanya bulat, moncongnya meruncing, dan matanya besar. Rambut tubuhnya halus dan lebat. Pola warnanya berbeda-beda menurut spesies —sehingga digunakan pula untuk identifikasi, namun umumnya bervariasi dari cokelat kelabu pucat hingga warna tengguli. Sebuah garis cokelat berjalan dari ubun-ubun hingga tengah punggung atau pangkal ekor. Biasanya terdapat lingkaran gelap yang mengelilingi kedua mata, diseling oleh jalur pucat atau putih yang membujur di antara kedua mata hingga ke dahinya. Di malam hari, matanya memantulkan cahaya obor dengan jelas.
Tingkah Laku: Kukang memanjat dan bergerak di antara ranting dan cabang pohon dengan perlahan-lahan dan hati-hati; hampir tidak pernah melompat.
r.Kucing Hutan/Macan akar
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Carnivora
Famili              : Felidae
Genus              : Felis
Spesies            : Felis bengalensis
Habitat           : Hutan dan kawasan bertetumbuhan di dekat perkampungan. Kucing ini mempergunakan sarang yang dibuatnya di gua-gua yang kecil atau di liang-liang batu. Penyebarannya luas, mulai dari Lembag Amur di Rusia sampai ke Cina, India dan Asia Tenggara. Di Indonesia, kucing ini ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan.
Morfologi       : Kucing Hutan/Macan Akar (Felis bengalensis): berukuran sama seperti kucing rumahan, Bulu tubuhnya halus dan pendek Warnanya khas, yaitu kuning kecoklatan dengan belang-belang hitam di bagian kepala sampai tengkuk Selebihnya bertotol-totol hitam Pola warna ini sama sekali tidak terdapat pada kucing-kucing liar lainnya. Bagian bawah perut putih dengan totol-totol coklat tua. Ekornya panjang, lebih dari setengah panjang badannya. Kucing hutan selalu tampak berkeliaran, sendirian atau berpasangan jantan dan betina.
Tingkah Laku: Pada siang hari kucing ini tidur di sarang ini, baru pada malam hari keluar mencari mangsa. Mangsanya berupa binatang-binatang kecil apa saja, seperti burung, kelelawar, tikus, ular, kadal dan juga kancil. Ketangkasannya memanjat pohon dan kemahirannya berenang sangat membantu di dalam perburuannya mencari mangsa. Kucing hutan sering melompat dari atas pohon untuk menerkam mangsa di atas tanah.
s.Kodok Sawah
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Amphibia
Ordo                : Anura
Famili              : Ranidae
Genus              : Fejervarya
Spesies            : F. Cancrivora

Habitat           : Kodok yang sering dijumpai di daerah berawa, khususnya dekat lingkungan buatan manusia: kebun yang becek, sawah, saluran air; namun agak jarang di aliran sungai. Juga merupakan satu-satunya jenis amfibia modern yang mampu hidup di daerah yang berair payau dan hutan bakau.

Morgologi       : Kodok yang bertubuh kecil sampai agak besar, gempal, dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar. Hewan jantan dewasa sekitar 60 mm dan betina dewasa sekitar 70-80 mm; namun yang terbesar bisa sampai dengan 120 mm.

 Tingkah Laku: Kebanyakan aktif di waktu gelap dan pagi hari, di siang hari kodok ini berlindung di balik rerumputan atau celah di pematang atau tebing saluran air; dan tiba-tiba melompat ke air apabila hendak terpijak. Pada malam hari, terutama sehabis hujan turun, kodok jantan berbunyi-bunyi memanggil betinanya dari tepi air.

t. Macan Dahan
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Carnivora
Famili              : Felidae
Genus              : Neofelis
Spesies            : N. Nebulosa

 Habitat          : Daerah sebaran macan dahan adalah Asia Tenggara, di hutan dataran rendah dan pegunungan di Republik Rakyat Tiongkok, Indocina, India, dan Semenanjung Melayu. Spesies ini telah punah di alam bebas di Republik Tiongkok.

Morfologi       : Neofelis nebulosa adalah sejenis kucing berukuran sedang, dengan panjang tubuh mencapai 95 cm. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kelabu kecoklatan dengan gambaran seperti awan dan bintik hitam di tubuhnya. Bintik hitam di kepalanya berukuran lebih kecil dan terdapat totol putih di belakang telinga. Macan dahan mempunyai kaki pendek dengan telapak kaki besar serta ekor panjang dengan garis dan bintik hitam. Macan dahan betina serupa

Tingkah Laku: Macan dahan adalah hewan nokturnal yang aktif berburu di malam hari. Hewan ini banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak dengan lincah di antara pepohonan.

u. Musang Luwak
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Carnivora  
Famili              : viverridae
Genus              : Paradoxurus
Spesies            : Paradoxurus hermaphroditus

Tingkah Laku: Musang ini biasa hidup di dekat pemukiman, termasuk perkotaan, dan sering pula didapati memangsa ayam peliharaan di malam hari. Pada umumnya, musang melindungi diri dari musuhnya dengan cara berpura-pura mati agar bisa mengelabui musuhnya. jika musuhnya sudah pergi, musang akan pergi ke tempat lain.

v. Perkutut Jawa
Klasifikasi
Kingdom         :Animalia
Filum               : Chordata
klas                  : Aves
Ordo                : Colombiformes
Famili              : Columbidae
Genus              : Geopelia
spesies             : Geopelia Striata
Habitat           : Filipina, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok.
 Morfologi      : Perkutut jawa memiliki tubuh berukuran kecil (21 cm). Tubuh ramping, ekor panjang. Kepala abu-abu, leher dan bagian sisi bergaris halus, punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh abu-abu biru, kaki merah jambu tua. Hidup berpasangan atau kelompok kecil. Makan di permukaan tanah. Kadang berkumpul untuk minum di sumber air.
w. Ular Sanca
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Squamata
Famili              : Pythonidae
Genus              : Malayopython
Spesies            : M. Reticulatus

x.Ungko
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Primates
Famili              : Hylobatidae
Genus              : Hylobates
Spesies            : H. agilis



y. Siamang
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Primates
Famili              : Hylobatidae
Genus              : Symphalangus
Spesies            : Symphalangus syndactylus

z. Monyet Ekor Panjang
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Primates
Famili              : Cercopithicidae
Genus              : Macaca
Spesies            : Macaca fascicularis

a.1. Monyet Kera
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Primates
Famili              : Cercopithicidae
Genus              : Macaca
Spesies            : Macaca mulatta